Masa kegelapan Eropa atau The Dark Ages lebih disebabkan karena lupa diri atas kemajuan yang dicapai oleh bangsa Yunani dan Romawi sebelumnya. Kekayaan yang berlimpah menyebabkan para pemimpin Eropa itu sibuk dengan kehidupan glamour dan kemewahan. Akibatnya kerajaan tidak terurus, kesejahteraan masyarakat tidak lagi diperhatikan oleh para penguasa Eropa pada saat itu. Akibatnya banyak terjadi pergolakan di sana-sini. Orang-orang Barbar, yang sejak dulu telah lama mengincar Kejayaan Romawi sebagai penguasa Eropa pada saat itu, seolah mempunyai kesempatan emas untuk mengambil alih kekuasaan. Romawi yang telah lama menjadi negeri super power itu akhirnya runtuh. Kaisar terakhir, Romulus Augustus, diturunkan oleh pemimpin suku Jerman bernama Odoacer pada tahun 476 M. Sejak saat itu kegelapan mulai menyelimuti bumi Eropa. Meski masih ada kerajaan Romawi yang masih berdiri di Timur jauh, tepatnya di Byzantium.
Pada zaman kegelapan ini, keadaan dan kehidupan bangsa Eropa sangat memprihatinkan. Kemiskinan dan kemelaratan begitu luar biasa terjadi di Eropa, saat itu yang terjadi di sana adalah hukum rimba, siapa yang kuat dia yang akan berkuasa dan berbuat semaunya. Bahkan William Manchester pernah mengatakan, “Eropa sebelum Renaissance adalah rangkaian peperangan yang tiada putus-putusnya, korupsi, tiada huku, obesesi terhadap mitos-mitos aneh dan kebodohan yang terkatakan telah begitu melekat di Eropa.”
Lenyapnya berbagai kemajuan klasik membuat orang jadi terbelakang. Bahkan para raja dan bangsawan tidak bisa baca dan tulis. Mereka benar-benar orang yang tidak berilmu dan berpendidikan. Kecuali Charlemagne (742-814) pemimpin besar Eropa yang tercerahkan pada saat itu. Selama kegelapan mencengkram Eropa, ada beberapa pula pemimpin yang berusaha untuk bangkit, mereka adalah bangsa Frank, Charlemagne, Alfred The Great penguasa Inggris dan juga Frederick II yang berkuasa di Eropa sejak 1212.
Zaenal Abidin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar