Jika kita menyusuri sisi pantai Panjang, pada ujung pantai, yang konon merupakan obyek pesiar pantai terpanjang di dunia, maka kita akan sampai pada lokasi benteng di pusat kota, yakni Jln Jendral Ahmad Yani, berbatasan dengan Perkampungan China, Banteng Marlborough (Inggris:Fort Marlborough) adalah benteng peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. benteng yang konon merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di Madras, India. ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke arah kota Bengkulu dan membelakangi samudera Hindia.
Benteng Marlborough merupakan salah satu warisan sejarah panjang penjajahan Inggris di Bumi Andalas ini, lebih kurang 140 tahun (1685-1825) kolonialis Inggris berada di Bengkulu. Asal kata nama benteng Malborough ini menggunakan nama seorang bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough. Benteng ini tergolong terbesar di kawasan Asia. Peninggalan sejarah ini memiliki daya tarik yang besar karena kelangkaannya.
Konstruksi bangunan benteng Marlborough ini memang sangat kental dengan corak arsitektur Inggris Abad ke-20 yang megah dan mapan. Bentuk keseluruhan komplek bangunan benteng yang menyerupai penampang tubuh ‘kura-kura’ sangat mengesankan kekuatan dan kemegahan. Detail-detail bangunan yang European Taste menanamkan kesan keberadaan bangsa yang besar dan berjaya pada masa itu. Desain tata ruang Benteng Marlborough mencerminkan keragaman aktivitas masyarakat. Kompleks bangunan ini 44.100,5 meter persegi, tetapi total bangunan dalam benteng hanya sekitar 20 persen. Bagian benteng selebihnya berfungsi sebagai ruang terbuka. Bangunan fisik Benteng Marlborough sangat kokoh, antara lain terbukti ketika gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter meluluhlantakkan ribuan bangunan gedung dan permukiman Bengkulu tahun 2000 maupun gempa bumi dengan 7,9 skala Richter, benteng ini tak mengalami kerusakan berarti. Padahal, konstruksi benteng ini tidak menggunakan beton bertulang.
Pada tahun 1824 Inggris pun melepaskan wilayah Bengkulu ke tangan Belanda. Bengkulu ditukar dengan Singapura melalui Traktat London. Meskipun pada era tersebut Singapura masih berupa rawa-rawa, Raffles berhasil mengubahnya menjadi pelabuhan yang ramai.
benteng Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan hingga masa Hindia-Belanda tahun 1825-1942, masa Jepang tahun 1942-1945, dan pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948, benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan bangunan cagar budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar