
Kostum Perjuangan dan Pistol Andi Mappe, untuk sementara tersimpan di Museum Karst Pangkep.
Pengepungan selama tiga hari tiga malam di Padang Leangnge’, Balocci inilah yang menewaskan Kapten Harimau Indonesia, Andi Mappe. Tanggal 25 Maret, gugurlah Andi Mappe bersama lima orang anggota pasukannya ditengah muntahan peluru dalam mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan Tanah Airnya. Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ia sempat berpesan kepada pasukannya supaya terus mengobarkan semangat perlawanan terhadap Belanda. Terakhir Andi Mappe mengatakan, “Nasaba Iya Sikomemeng Tommi Naeloreng Puang Allah Ta’ala (Sebab saya ini sudah sampai waktunya dikehendaki Tuhan).

lukisan Andi Mappe.
Salah seorang Belanda kemudian memenggal lehernya dan bersama pasukannya mengarak kepala Andi Mappe, mempertontongkannya kepada penduduk di Maros, Pangkajene, Bungoro, dan Labakkang. Terakhir kepala pejuang kemerdekaan itu diseberangkan ke Pulau Camba – cambang, sebuah pulau yang tidak berpenghuni, tidak didiami manusia ketika itu, dekat dari pesisir Maccini Baji, Labakkang.
Setelah meninggalnya Andi Mappe, praktis tidak ada lagi yang ditakuti dan disegani Belanda. Pasukan Belanda kemudian melakukan pembakaran 118 rumah rakyat di Kampung Mangilu, 30 rumah di Tabo – Tabo, 98 rumah di Kampung Timbusang, 15 rumah di Pettung – Tanete ( Barru ), dan 30 rumah di Mallawa, Camba. Pembakaran rumah tersebut dilakukan dalam Bulan Agustus – September 1947. Demikianlah rakyat telah kehilangan pejuang kemerdekaannya yang gigih mempertahankan setiap jengkal tanah tumpah darah yang dicintainya. Bagi laskar HI sendiri, perjuangan mereka tetap dilanjutkannya, meski ada satu semangat membaja yang hilang di tengah – tengah mereka. (*)

Ayo kobarkan terus semangat perjuangan membela bangsa dan negara. (foto : google)
M Farid W Makkulau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar