- Oksigen (65%)
- Karbon (18%)
- Hidrogen (10%)
- Nitrogen (3%)
Hal ini, nampaknya bersesuaian dengan berita yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Qur’an, sebagaimana terdapat pada 6 (ayat) berikut :
1. QS. Ar Rahman (55) ayat 14:
“Dia (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (shal-shal) seperti tembikar (fakhkhar = tanah yang dibakar)”.
Yang dimaksudkan dengan kata “shal-shal” di ayat ini ialah: tanah kering atau setengah kering yakni “zat pembakar” atau oksigen (O), sedangkan kata “fakhkhar“, ialah “zat arang” atau atom karbon (C).
2. QS. Al Hijr (15) ayat 28:
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat; sesungguhnya Aku (Allah) hendak menciptakan seorang manusia (Adam) dari tanah liat (shal-shal) dan lumpur hitam (hamaa-in) yang berbentuk (berupa)”.
Di ayat ini kata “shal-shal” yang bermakna oksigen (O), sedangkan kata “hamaa-in” ialah “zat lemas” atau nitrogen (N).
3. QS. As Sajadah (32) ayat 7:
“Dan (Allah) membuat manusia berasal dari pada tanah (thien)”.
Yang dimaksud dengan kata “thien” (tanah) di ayat ini ialah atom hidrogen (H).
4. QS. Ash Shaffaat (37) ayat 11:
“Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia dari tanah liat (laazib)”.
Yang dimaksud dengan kata “laazib” (tanah liat) di ayat ini merupakan hasil persenyawaan antara “zat besi” atau ferrum (Fe) dengan Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
5. QS. Ali Imran (3) ayat 59:
“… Dia (Allah) menjadikan Adam dari tanah (turab) kemudian Allah berfirman kepadanya ‘Jadilah engkau’, lalu berbentuk manusia”.
Yang dimaksud dengan kata “turab”(tanah) di ayat ini ialah “unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
6. QS. Al Hijr (15) ayat 29:
“Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya (Ruh daripada-Ku)…”.
Di ayat ini, menerangkan tentang proses terakhir kejadian manusia, yaitu melalui ditiupkannya ruh. Proses yang melibatkan “campur tangan” MAHA PENCIPTA ini, menjadi pembeda antara Kaum Beriman dengan Kaum Atheis. Pihak Atheis menolak, proses munculnya kehidupan yang datangnya dari ALLAH, sementara mereka sendiri kebingungan untuk menjawab, darimana datangnya asal kehidupan itu?
Pada ke-enam ayat Alquran ini Allah telah menunjukkan tentang proses kejadiannya Nabi Adam sehingga berbentuk manusia, lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani).
Sebagaimana disebutkan pada ayat yang ke-lima tentang kata“turab” (tanah) ialah zat-zat asli yang terdapat di dalam tanah yang dinamai zat anorganis. Zat anorganis ini baru terjadi setelah melalui proses persenyawaan atom.
Jelasnya adalah Persenyawaan antara fakhkhar (atom karbon (C) = zat arang), shal-shal (atom oksigen (O)= zat pembakar),hamaa-in (atom nitrogen (N) = zat lemas) dan thien (atom hidrogen (H) = zat air), kemudian bersenyawa dengan “laazib” yang merupakan hasil persenyawaan besi (Ferrum/Fe), Yodium, Kalium, Silika, dan Mangaan.
Dengan berlangsungnya aktivitas “proteinisasi” berlanjut kepada “proses penggantian” yang disebut “substitusi”. Setelah selesai mengalami substitusi, lalu menggempurlah elektron-elektron kosmik yang mewujudkan sebab pembentukan (formasi), dinamai juga “sebab wujud”atau Causa Formatis.Adapun sinar kosmik merupakan sinar yang mempunyai kemampuan untuk mengubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah sinar kosmik dapat mewujudkan pembentukan tubuh manusia (Adam) berupa badan kasar (jasmaniah), yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, hidung telinga dan seterusnya.Dalam proses persenyawaan tersebut, lalu terbentuklah “Turab” (zat-zat anorganis) dalam QS. Ali Imran (3) ayat 59. Dan salah satu di antara zat-zat anorganis yang penting ialah “Zat Kalium/Ca” yang banyak terdapat dalam jaringan tubuh, terutama di dalam otot-otot. Zat Kalium ini dianggap terpenting karena mempunyai aktivitas dalam proses hayati, yakni dalam pembentukan badan halus.
WaLlahu a’lamu bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar